Tags

Review Buku : Rizqan Wasi’an Thayyiban oleh Izza Rohman

 

Nikmatnya baca buku mungil nan tipis adalah cepat selesainya. Udah gitu cara penyampaiannya sederhana dan mudah dimengerti sehingga bisa cepat merasuk ke otak, hati dan sanubari. Memang buku-buku karya Izza Rohman punya ciri khas yaitu tipis, mungil, bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti, akan tetapi tetap sesuai konteks bahasan. 


Spesifikasi

Judul : Rizqan Wasi’an Thayyiban

Penulis : Izza Rohman

Penerbit : Qaf

Jumlah Halaman : 188


Daftar Isi

Sebelum nge-review bukunya. Sepertinya perlu nge-spill daftar isinya. Biar pada tertarik, penasaran dan pingin baca bukunya. Xixixi

  1. Mengubah Pola Pikir tentang Rezeki

  2. Mengapa Jangan Tamak pada Dunia

  3. Resep Hati Tenang Menghadapi Ujian Rezeki

  4. Menata Hati Menghadapi Ujian Rezeki

  5. Mensyukuri Apa yang Ada

  6. Bersyukur Agar Nikmat Terus Terulur

  7. Cara Baik Mencari Rezeki yang Baik

  8. Yang Perlu Dijaga Bila Berniaga

  9. Kaidah Meraup Berkah dalam Mencari Nafkah

  10. Tuntunan Mengelola Kekayaan

  11. Senang Mandiri Senang Berbagi

  12. Siap Syukur Siap Sabar


Review Buku

Sama seperti buku Izza Rohman yang pernah saya review sebelumnya. Buku yang berjudul Rizqan Wasi’an Thayyiban ini juga mungil, tipis dan penyampaiannya sederhana. Selain itu penulis juga banyak memaparkan rangkuman dari kitab-kitab klasik ulama masyhur pada jamannya ke dalam buku ini, sesuai dengan tema tulisan  yaitu tentang rezeki yang baik.


Sebelum membaca buku ini, jangan berekspektasi akan diberikan tips do’a manjur agar lekas diberi rezeki yang melimpah. Tentu tidak ada tips semacam itu. Akan tetapi penulis memaparkan tentang bagaimana sih agar kita bisa mendapatkan rezeki yang baik. Selain itu penulis juga mengajak untuk berkontemplasi tentang makna rezeki. Untuk apa rezeki itu? Darimana datangnya? Apa yang perlu dilakukan saat kita mengalami ujian rezeki? Apa yang perlu kita lakukan jika mendapat rezeki berlimpah?


Tentunya penulis lebih banyak menyampaikan tentang rezeki dari sudut pandang spiritual. Agar kita bisa melihat makna rezeki lebih luas dan dalam. Karena jika rezeki hanya dipandang secara materi, maka kita akan sibuk untuk mencari cara menambah dan menjaga kekayaan. Sedangkan sudut pandang spiritualitas, membantu kita untuk memahami bahwa rezeki tidak soal materi, rezeki tidak selalu terletak pada pekerjaan kita. Namun rezeki lebih luas dari itu semua.


Ada hal lain yang juga perlu dipahami terkait rezeki, bahwa jangan sampai sedikitnya rezeki yang didapat membuat kita putus asa dan kufur. Apalagi kalau sampai melemahkan iman kita. Juga melimpahnya rezeki yang kita dapat, jangan sampai bikin kita jadi terlena hingga menuhankan harta kita. 


Dalam buku ini juga banyak sekali pengingat yang dipaparkan oleh penulis agar bagaimana kita menjaga hati untuk tetap bertawakal, tawadhu, dan zuhud. Terutama yang berkaitan dengan rezeki. Lalu ada banyak kutipan-kutipan dari kitab klasik yang menohok banget, sampai-sampai rasanya tertampar dan terpelanting saking nohom banget 😆.


Namun ada beberapa hal yang menurut saya cukup kontradiktif. Yaitu soal penggunaan diksi. Entah ya saya merasa ada penggunaan diksi yang nggak konsisten antara bab satu dengan bab lainnya. Seperti misalnya pada suatu bab mengatakan bahwa rezeki itu nggak perlu dicari. Soalnya rezeki itu sudah ada. Untuk apa mencari yang sudah ada. Sehingga tugas kita adalah menjemputnya. Akan tetapi pada bab lain penulis menggunakan diksi mencari rezeki yang menurut saya kok kesannya jadi kurang konsisten gitu ya. Entah sayanya yang nggak memahami konteks bahasan atau gimana dah 😅. Tapi ya udah sih, yang penting paham maksudnya apaan. Haha.


Meski demikian, buku ini layak untuk dibaca, apalagi pada kondisi ekonomi jaman jigeum yang bikin jantungan tiap hari. Baca buku ini semacam memberi kesegaran di tengah panasnya Gurun Sahara. Ceileeehh~


Biar nggak khawatir mulu perkara rezeki ya, bookk~


14/12

Emiria Letfiani
A Wife, A Mom, A Storyteller

Related Posts

Post a Comment